Memiliki tubuh yang sempurna tentu diinginkan oleh setiap anak, termasuk Muhaikal.
Sayangnya takdir tak berkata demikian.
Diusiannya yang masih 3,8 tahun ia tidak bisa bebas beraktivitas layaknya teman sepantaran.
Ia mengalami tunadaksa, di mana tidak memiliki dua tangan.
Muhaikal adalah anak pertama dari pasangan Indra Purnama (31) dan Nur Aida (27), warga Gampong Keude Blang, Kecamatan Idi Rayeuk, Aceh Timur.
Meski demikian, raut wajah anak ini masih terlihat sangat bersemangat saat bertemu dengan petugas TKSK Idi Rayeuk, Rahmat Hidayat, saat menyambangi rumah Muhaikal (minggu (4/2/2017).
Melansir laman Serambi Indonesia, anak pertama ini ternyata tidak terlalu kesulitan saat menjalani hari-harinya.
Bahkan saat diwawancara, Muhaikal terlihat sangat bersemangat menjawab.
“Nama saya Haikal, umur 3 tahun,” ungkap Haikal menjawab pertanyaan Serambi Indonesia.
Ia juga pandai dalam berhitung, dan menghafal doa sebelum tidur.
“Bismillahirrahmanirrahim. Bismika allahuma ahya wa bismika amut,” ujar Haikal.
Haikal bahkan bisa makan, minum dan mandi sendiri dengan kedua tangannya.
Tak hanya itu ia bahkan menggunakan jari kakinya sebagai pengganti jari tangan untuk menulis.
Ia tidak malu mempraktikkannya di depan banyak orang.
“Hanya saat memakai baju yang ia harus dibantu. Tapi ia terus belajar memakainya sendiri,” ungkap Nur Aida, ibunda Haikal.
Aida mengaku kebiasan ini telah dipelajari Haikal semenjak masih berusia 2 tahun.
Ia berharap dapat menyekolahkan sang anak di TK Gampong.
Bahkan ia berdoa agar bisa memasukkan sang anak di SD Gampong tempat ia tinggal
“Semoga Haikal tidak minder dengan teman-temannya,” ujar Nur Aida lirih.
Kedua orang tua Haikal mengaku bangga dengan anaknya. “Saya ingin Haikal sukses dan berguna bagi nusa dan bangsa,” ungkap Nur Aida.
Kedua orang tuanya tidak habis berikhtiar untuk membesarkan Haikal dengan baik.
“Allah Maha Adil, Maha Pengasih, dan Penyayang. Dalam kekurangannya Haikal punya banyak kelebihan. Ia jarang sakit, jarang nangis, bahkan rezekinya dan rezeki kami selalu ada,” ungkap Nur Aida.
Tak disangka, anak dari Aida ini memiliki cita-cita yang mulia, yaitu menjadi tentara dan dosen.
“Saya ingin sekolah di SD. Cita-cita ingin jadi tentara atau dosen,” katanya pada Serambi Indonesia.
Lantaran keterbahasannya, Haikal memperoleh bantuan dari APBK Aceh Timur sebanyak Rp 250 ribu/bulan.
Bantuan ini telah disalurkan oleh Dinsos Aceh Timur sejak tahun 2015 ujar Petugas TKSK Idi Rayeuk, Rahmat Hidayat.
Bantuan tersebut sangat bemanfaat bagi Haikal lantaran ayahnya, Indra, hanya berprofesi sebagai buruh kasar.
Untuk pengembangan diri Haikal, Indra menerima bantuan dengan dapat menghubungi nomor 085275474437.
Penasaran dengan kepandaian Haikal saat menjawab pertanyaan?
Lihat video di bawah ini:
Sayangnya takdir tak berkata demikian.
Diusiannya yang masih 3,8 tahun ia tidak bisa bebas beraktivitas layaknya teman sepantaran.
Ia mengalami tunadaksa, di mana tidak memiliki dua tangan.
Muhaikal adalah anak pertama dari pasangan Indra Purnama (31) dan Nur Aida (27), warga Gampong Keude Blang, Kecamatan Idi Rayeuk, Aceh Timur.
Meski demikian, raut wajah anak ini masih terlihat sangat bersemangat saat bertemu dengan petugas TKSK Idi Rayeuk, Rahmat Hidayat, saat menyambangi rumah Muhaikal (minggu (4/2/2017).
Melansir laman Serambi Indonesia, anak pertama ini ternyata tidak terlalu kesulitan saat menjalani hari-harinya.
Bahkan saat diwawancara, Muhaikal terlihat sangat bersemangat menjawab.
“Nama saya Haikal, umur 3 tahun,” ungkap Haikal menjawab pertanyaan Serambi Indonesia.
Ia juga pandai dalam berhitung, dan menghafal doa sebelum tidur.
“Bismillahirrahmanirrahim. Bismika allahuma ahya wa bismika amut,” ujar Haikal.
Haikal bahkan bisa makan, minum dan mandi sendiri dengan kedua tangannya.
Tak hanya itu ia bahkan menggunakan jari kakinya sebagai pengganti jari tangan untuk menulis.
Ia tidak malu mempraktikkannya di depan banyak orang.
“Hanya saat memakai baju yang ia harus dibantu. Tapi ia terus belajar memakainya sendiri,” ungkap Nur Aida, ibunda Haikal.
Aida mengaku kebiasan ini telah dipelajari Haikal semenjak masih berusia 2 tahun.
Ia berharap dapat menyekolahkan sang anak di TK Gampong.
Bahkan ia berdoa agar bisa memasukkan sang anak di SD Gampong tempat ia tinggal
“Semoga Haikal tidak minder dengan teman-temannya,” ujar Nur Aida lirih.
Kedua orang tua Haikal mengaku bangga dengan anaknya. “Saya ingin Haikal sukses dan berguna bagi nusa dan bangsa,” ungkap Nur Aida.
Kedua orang tuanya tidak habis berikhtiar untuk membesarkan Haikal dengan baik.
“Allah Maha Adil, Maha Pengasih, dan Penyayang. Dalam kekurangannya Haikal punya banyak kelebihan. Ia jarang sakit, jarang nangis, bahkan rezekinya dan rezeki kami selalu ada,” ungkap Nur Aida.
Tak disangka, anak dari Aida ini memiliki cita-cita yang mulia, yaitu menjadi tentara dan dosen.
“Saya ingin sekolah di SD. Cita-cita ingin jadi tentara atau dosen,” katanya pada Serambi Indonesia.
Lantaran keterbahasannya, Haikal memperoleh bantuan dari APBK Aceh Timur sebanyak Rp 250 ribu/bulan.
Bantuan ini telah disalurkan oleh Dinsos Aceh Timur sejak tahun 2015 ujar Petugas TKSK Idi Rayeuk, Rahmat Hidayat.
Bantuan tersebut sangat bemanfaat bagi Haikal lantaran ayahnya, Indra, hanya berprofesi sebagai buruh kasar.
Untuk pengembangan diri Haikal, Indra menerima bantuan dengan dapat menghubungi nomor 085275474437.
Penasaran dengan kepandaian Haikal saat menjawab pertanyaan?
Lihat video di bawah ini:
0 komentar:
Posting Komentar